"Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)." (QS. Al AhQaaf
46:15)
"Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah
kembalimu." (QS. Luqman 31:14)
Dari Abu Hurairah r.a, katanya: "Seseorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya, Rasulullah, siapakah dari
keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang terindah?" Jawab
beliau, "Ibumu!, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu,
kemudian yang terdekat kepadamu, yang terdekat". Sahabatku tercinta
rahimakumullah, bukankah Ibu adalah orang pertama yang kita kenal ketika hadir
di alam ini? Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl 16:78)
Beliau sambut kehadiran kita dengan penuh senyum
kebahagiaan. "Alhamdulillah," ucapnya lirih, betapa Allah Maha Kuasa,
sungguh peristiwa melahirkan adalah suatu peristiwa yang teramat sangat luar
biasa bagi seorang wanita. Tak terbayangkan betapa menderita berjuang antara
hidup dan mati. Tiada peduli urat-urat beliau terputus, Masya Allah, betapa
sungguh tak ternyana sakitnya
Tapi beliau ikhlas, "Untuk anakku tercinta
akan kukorbankan seluruh jiwa raga". Betapa mulia seorang ibu, beliau
sabar memelihara, menjaga, merawat, dan membesarkan kita. Duh ketika keremangan
malam yang dingin ia dapati kita menangis. Beliau terjaga, beranjak bergegas
menghampiri, memberikan apa yang kita pinta. Masya Allah . Beliau sangat sayang
dan begitu pengasih, ketika kita sudah bisa bermain, berlari terkadang ibu
memarahi kita, "Jangan main di sini anakku... nanti kotor, jangan begini
begitu karena tidak baik!". Semua itu dilakukannya karena tidak ingin kita
celaka...
Ketika kita beranjak dewasa, perlu makan beliau
rela tak makan demi kita kasih sayangnya begitu tulus tanpa pamrih tak
mengharapkan apa-apa kecuali kita sehat dan selamat. Hari berganti hari detik,
menit, waktu akhirnya kita sadari hakikat keberadaan diri ini. Jadi...
terbuktilah bagaimana Allah Swt itu Ar Rahmaan dan Ar Rahiim, Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Dengan Cinta-Nya Ia memperkenalkan diri-Nya melalui perantara
seorang Ibu. Kalau ibu saja begitu, apalagi Allah yang menciptakan kita?
Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaa ha ilallah, Wallaahu Akbar. Karena
pengorbanan Ibu yang tak terhingga itulah, Allah mewajibkan (memerintahkan)
kita supaya berbakti (berbuat baik) kepada beliau.
"Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS.
Al-Isra’ 17:23)
"Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau Ridhai:
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri". (QS. Al AhQaaf 46:15).
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil". (QS. Al-Isra'17:24)
Dari Abu Hurairah r.a, katanya: "Seseorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw, 'Ya, Rasulullah, siapakah dari
keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang terindah?' Jawab beliau,
" Ibumu! Kemudian ibumu Kemudian ibumu, Kemudian bapakmu, kemudian yang
terdekat kepadamu, yang terdekat.
Perbandingan cinta menurut Rasulullah kepada Ibu
dibanding Bapak adalah 3:1. Berbakti sebaik-baiknya pada orangtua juga
merupakan jihad yang Allah janjikan sangat besar pahalanya. Sebagaimana sabda
Beliau Saw: Dari Abdullah bin Amru bin Ash r.a. katanya: Seorang laki-laki
datang menghadap Rasulullah Saw. Lalu dia berkata: "Aku bai’at (berjanji
setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala
dari Allah. Tanya Nabi Saw, "Apakah orangtuamu masih hidup? Jawab orang
itu, "Bahkan keduanya masih hidup". Tanya Nabi Saw, "Apakah kamu
mengharapkan pahala dari Allah?" Jawabnya, " Ya!" Sabda Nabi
Saw, "Pulanglah kamu kepada kedua orangtuamu, lalu berbaktilah pada
keduanya sebaik-baiknya!". Besar pahalanya juga seimbang dengan besar
dosanya jika tidak berbakti padanya.
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Saw sabdanya:
"Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka!" Lalu beliau ditanya orang,
" Siapakah yang celaka, Ya Rasulullah?" Jawab Nabi Saw, " Siapa
yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu
keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orang tuanya
sebaik-baiknya)".
Bukti kecintaan Rasulullah kepada Ibu, dapat
dilihat dibawah ini, Dari Fadhal r.a, katanya: Seorang perempuan dari Khats'am
bertanya kepada Rasulullah Saw, katanya: " Ya, Rasulullah! Bapakku sudah
tua renta, kepadanya terpikul kewajiban menunaikan ibadah haji, sedangkan dia
sudah tak sanggup duduk di punggung untanya, bagaimana itu? Jawab Rasulullah
Saw, "Hajikanlah dia olehmu!" Dari Aisyah r.a., katanya : Seorang
laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah Saw, " ya Rasulullah! Ibuku
meninggal dengan tiba-tiba dan beliau tidak sempat berwasiat. Menurut dugaanku,
seandainya dia sempat berbicara, mungkin dia akan bersedekah. Dapatkah beliau akan
pahalanya jika aku bersedekah atas nama beliau?" Jawab Rasulullah Saw,
" Ya, dapat!" Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Sa'ad bin Ubadah
pernah minta fatwa kepada Rasulullah Saw. Tentang nazar ibunya yang telah
meninggal, tetapi belum sempat ditunaikannya. Maka bersabda Rasulullah Saw,
"Bayarlah olehmu atas namanya!" " Bagaimana jika Orangtua kita
menyuruh untuk mepersekutukan Allah? "Allah Berfirman: "Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." (QS Luqman 31:15).
Dari Asma’ binti Abu Bakar r.a., katanya:
"Ketika terjadi gencatan senjata dengan kaum Quraisy, ibuku yang ketika
itu masih musyrik mendatangiku. Lalu aku minta izin kepada Rasulullah Saw.
Seraya berkata:" Ya Rasulullah! Ibuku mendatangiku, karena beliau rindu kepadaku.
Bolehkah aku menemuinya?". Jawab rasulullah Saw, " Ya, boleh!
Temuilah ibumu!" Begitu besar perhatian Allah dan kekasih-Nya pada
orangtua kita. Walaupun Beliau (orangtua) menyuruh kita mepersekutukan Allah,
Allah dan Rasul tetap mengharuskan kita untuk berbuat baik kepada orangtua
kita.
Karena itulah sahabatku, Janganlah cinta kita
pada seseorang melebihi cinta kita pada ibu. Bukankah peran seorang ibu sangat
besar dalam kehidupan ini?! Kita terkadang tidak menyadari setelah kita dewasa,
tidakkah kita terpikir mampukah kita membalas kasih sayang orang tua kita?.
Sahabatku, seorang lelaki dikatakan baik jika ia
mampu menghargai seorang wanita. Dan wanita itu dikatakan mulia jika ia
senantiasa menghargai dirinya. Tidak ada bekas ibu ataupun bekas anak. Dan jika
rasa cintamu pada ibu lebih besar, Insya Allah... Para laki-laki shalih akan
merasa bahwa kelak pendampingnya adalah anugerah terindah yang diberikan Allah
Swt pada dirinya, dan tidak akan mampu mencari penggantinya.
Para wanita shalihat akan selalu belajar menutupi
kekurangannya, karena ia yakin bahwa "saya adalah yang terindah"
dihatinya... Dari Abdullah bin Umar r.a., katanya Rasulullah Saw, bersabda:
"Dunia ialah kesenangan. Sebaik-baik kesenangan dunia ialah perempuan yang
saleh".
Jika para laki-laki shalih mendapati pasangannya
suatu kekurangan, sungguh itu tak sebanding dengan kelebihannya. Maka itu
bimbinglah sahabat sejatimu menjadi sempurna dengan bimbingan yang bijaksana,
sebagaimana Rasulullah membimbing.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi Saw
bersabda: "Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, maka apabila dia
menyaksikan suatu peristiwa, hendaklah dia menanggapi dengan baik atau diam.
Bijaksanalah membimbing wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk.
Dan bahagiannya yang paling bengkok ialah yang sebelah atas. Jika engkau
berusaha meluruskannya, niscaya dia patah. Tetapi jika engkau biarkan, dia akan
senantiasa bengkok. Karena itu bijaksanalah membimbing wanita dengan
baik."
Dan hidup ini akan selalu menyapu kesejukan dan
keteduhan dalam diri kita semua. Membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah
dan senantiasa diberkahi Allah Swt. Aamiin, Ya Rabbal aalamiin.
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku pada kedua ibu
bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari
kiamat)". (QS. Ibrahim 14:41)
Komentar
Posting Komentar